Rabu, 12 September 2007

Ekspedisi BAC "Dari Kegelapan Menuju Terang"

Sei Ladi, Sekupang
Dalam rangkaian kegiatan "Bulan Konsolidasi" yang dilakukan BAC selama bulan Februari ini, Tim Ikhwan BAC kembali turun rimba mengadakan perjalanan yang diberi titel LABS atau Lets go Adventure, be Survive ! Dan LABS kedua ini mengambil tempat di belantara Sei Ladi dengan daerah tujuan Simpang Dam Muka Kuning. LABS 2 ini sekaligus menjadi kelanjutan LABS 1 yang diadakan di Pulau Setoko dua pekan lalu (baca : Di Pantai-Mu Kami Bersujud).

Karena rencana perjalanan dilakukan mulai senja hari sampai siang hari berikutnya, maka dengan diilhami oleh ayat Al Quran surat Al Baqarah ..."minadzdzulumaati ilannuur" tema LABS 2 ini diberi judul "Dari Kegelapan Menuju Terang". Inti dari perjalanan kali ini adalah disamping mencari pengalaman baru, lahan baru, ketrampilan baru juga yang lebih pening adalah mendalami ayat-ayat Allah yang terbentang luas di sekeliling kita. Maka jika sebelumnya kita belum memahami ayat-ayat Allah tersebut, dengan perjalanan ini diharapkan dengan melihat keindahan ciptaan-ciptannya, kita merasakan Keagungan Penciptanya.
Betapa luas kerajaan Allah dan betapa besar kekuasaannya. "Dan kepunyaanNyalah siapa saja yang ada di langit dan dibumi. Semuanya hanya kepadaNya tunduk." (QS. 30:26).

Dimulai Dari Masjid

Siang itu matahari masih bersinar cerah, serombongan pemuda berbaju pengembara berkumpul di halaman Masjid di kawasan elit Bukit Indah Sukajadi. Mereka mengenakan seragam biru-biru, mengenakan topi dan slayer yang juga berwarna biru. Ekspedisi kali ini yang dikomandani Akh Anto memang akan diawali di masjid baru ini. Masjid yang cukup megah dan nampak baru selesai dibangun ini masih kelihatan sepi. Tim BAC yang sedang berkumpul saling mengecek perbekalan, mengemasi tas, berbagi kantong plastik dan beberapa diantaranya mencari bahan makanan.

Memang LABS kali ini direncanakan akan mengarungi medan yang cukup berat sekaligus ajang latihan survival, maka persiapannya pun dilakukan dengan sedemikian matang. Komandan lapangan tampak melakukan inventarisasi perlengkapan. Peta kontur, kompas, ponco, parang, pil kina, antibiotik, lampu badai, tali temali, plastik, tali rafia dan perbekalan lainnya. Sambil menunggu waktu sholat Ashar tiba, mereka masih sibuk mengemasi barang-barang kembali, saling mengingatkan antar sesama ikhwah dan ada yang masih sibuk memotong-motong tali rafia buat tanda rute yang dilalui nanti.

Setelah masuk waktu Ashar, anggota tim bersiap-siap melakukan sholat Ashar berjamaah di masjid, bahkan sempat membuat heran Ustadz Rifai yang menjadi Imam Masjid, karena beliau tidak asing dengan wajah-wajah kita, kok hari ini tiba-tiba berpakaian seperti layaknya seorang pecinta alam. Dan kita sampaikan bahwa kita akan rihlah ke hutan .... Usai sholat mereka berkumpul melingkar di halaman masjid. Ada delapan orang yang berkumpul disini dan menurut rencana satu orang akan menyusul ke pinggiran jembatan Sei Ladi. Sambil berdiri melingkar, komandan memberikan taujih singkatnya sekaligus memimpin untuk berdoa. Setelah berpose di depan masjid, mereka memulai perjalanan short march menuju Jembatan Sei Ladi. Ya mereka berjalan kaki dari masjid sukajadi menuju jembatan yang kurang lebih berjarak 5 km.

Kembali ke Rimba

Perjalanan kaki kali ini memang tidak sejauh long march ketika latsar dan juga tidak terlalu istimewa bagi para pejuang dakwah seperti tim ini, namun ada catatan menarik yang bisa dipelajari dari perjalanan ini. Suasana panas disore hari yang bercampur dengan asap kendaraan bermotor terasa menusuk hidung sedikit mengganggu pernapasan. Ada lagi sikap dan pandangan 'aneh' yang diperlihatkan orang-orang di sepanjang perjalanan, begitu pula orang-ornag yang melihat dari dalam kendaraan.

Ketika memasuki area dam Sei Ladi, kami dikagetkan sesosok tubuh pemuda berpakaian coklat yang tidak asing bagi kami, nampak dari kejauhan dia duduk seorang diri di pinggir jembatan dan semakin dekat kami lihat bahwa dia sedang makan nasi bungkus. Lebih dekat lagi, dengan senyum sapa dan salam yang khas orang tersebut menyapa dan menyalami kami, ternyata dia adalah salah satu dari tim yang tidak bisa bergabung dari awal karena pekerjaannya, maka ia baru bisa bergabung di tengah jalan. Itupun setelah berusaha mengejar dan malah baru sempat makan beberapa suap nasi. Dan setelah menyelesaikan makannya beliaupun segera bergabung.

Di tempat yang telah ditentukan telah menunggu beberapa orang dari tim instruktur yang sengaja kita undang untuk membagi ilmu 'ke-adventure-annya' kepada kita. Setelah bersalam-salaman, berkenalan secukupnya dan terlihat komandan sedang melakukaan koordinasi maka tim langsung melanjutkan perjalanan ke dalam hutan.
Tim pun diberi intsruksi untuk bekal sepanjang perjalanan ke hutan. Kami diberi nama panggilan khusus dengan angka-angka sesuai dengan urutannya. Dan kembali sebelum memasuki hutan tim meneriakkan yel-yel dan bertakbir bersama untuk menambah semangat.

Setelah itu perjalanan dilanjutkan, memasuki kembali hutan belantara di kawasan Sei Ladi ini seperti mengingatkan perjalan-perjalanan kita terdahulu. Baik yang ikut dalam Tour de Sei Ladi 1, Tour de Sei Ladi 2 maupun yang pernah ikut evakuasi tim Pramuka yang tersesat beberapa waktu lalu.
Sejuta rasa dan pikiran menggelayut di benak masing-masing seiring dengan perjalan mendaki bukit, menuruni lembah, melintasi sungai dan saling bergandengan membantu melompati parit kecil yang ada di lintasan perjalanan sore itu.

Camping Ground

Hari mulai gelap seiring dengan perjalanan sang mentari menuju peraduannya. Lampu senter mulai dikeluarkan dan tepat memasuki waktu magrib tim tiba di pinggiran sebuah sungai yang cukup luas. Di seberang nampak bukit batu yang cukup terjal menjulang ke atas. Air sungai di depan terlihat tenang dan kedalamannya pun diperkirakan tidak lebih dari 2 meter. Komandan menginstruksikan untuk berhenti di tempat ini dan kita akan melakukan sholat magrib dan sekaligus kita akan bermalam ditempat ini. Meski baru berjalan di hutan kurang lebih 1,5 jam namun perjalan mendaki dan menuruni bukit terasa cukup menguras tenaga. karena itu dengan istirahat malam ini diharapkan tim akan kembali menemukan kondisi fit untuk melanjutkan perjalanan esok.

Langsung saja masing-masing melakukan kegiatannya. Karena waktu magrib telah tiba, maka semua bersiap mengambil air wudhu. Tidak jauh dari camping ground terdapat sungai yang mengalir dengan air yang sangat jernih. Dibalik bebatuan cadas itulah kami mengambil air wudhu dan membersihkan badan secukupnya. Selanjutnya semua terbenam dalam khusyuknya sholat di tengah belantara ini. Jika sebelumnya pernah sholat diatas hamparan pasir panas di pinggiran pantai di Pulau Setoko, maka sekarang semuanya merasakan sunyinya hutan belantara dan tenangnya air sungai, larut dalam ketundukan pada kekuasaan Ilahi Rabbi.

Kegiatan selanjutnya adalah membuat bivak, sebagian lainnya mencari kayu bakar untuk memasak dan sebagian lagi menyiapkan api. Semua dilakukan dengan cepat dan sebelum waktu isya tenda pun sudah berdiri, dan acara dilanjutkan dengan menyiapkan malan malam seadanya dan sholat Isya. Katika itu hujan mulai turun sedikit demi sedikit. Namun sempat reda beberapa saat setelah sholat Isya dan aktivitas memasakpun dilajutkan.
Memang tidak diadakan acara-acara khusus lainnya malam itu karena diharapkan kondisi fisik kita akan tetap fit mengingat perjalanan esok akan sangat membutuhkan stamina yang cukup kuat. karena itu agenda malam itu hanya istirahat dan melakukan perenungan terhadap kondisi alam saat itu.

Hujan di Malam Itu.....

Baru beberapa saat merebahkan diri di dalam tenda dan beberapa orang lainnya masih sibuk membuat air hangat, tiba-tiba hujan mulai turun kembali. Memang awalnya masih gerimis dan itu juga tidak begitu mengganggu kita. Bahkan ketika sholat Isya pun masih dalam keadaan hujan gerimis. Semua aktivitas masih dijalankan. Namun makin lama hujan deras dan untuk menga agar suhu badan tetap stabil semua tim diwajibkan berganti pakaian, mengganti pakaian basah mereka dengan pakaian yang kering.

Setelah itu semua masuk ke dalam bivak untuk berisitirahat. Tenda yang dibuat dari sepotong terpal itu terasa sempit untuk dipakai sembilan orang, sehingga mau tidak mau harus berhimpit-himptian. Meskipun demikian suasana ukhuwah dan ikrom tampak terasa. Ada yang merelakan tubuhnya jadi bantal saudaranya, ada yang kebagian diujung tenda dan ada juga yang kakinya jadi sandaran yang lain.

Semakin malam hujan semakin deras dan hujan lebat ketika memasuki tengah malam, kami pun harus menyesuaikan posisi agar tidak kehujanan. Akhirnya tidurpun tidak bisa membentangkan kaki, agar semua masuk ke dalam tenda terpaksa semua orang tidur sampil meringkuk, bahkan sebagiannya malah kakinya direlakan untuk terkenal air hujan. Dingin yang menyelimuti suasana hutan malam itu semakin dingin dengan derasnya air hujan. Kami pun menambah selimut dan mengeratkan jaket yang kami pakai.

Dan karena masih dalam keadaan hujan pula rencana melakukan qiyamul lail dibatalkan mengingat kondisi yang terlalu berat untuk dilakukan. Kami malam itu relatif singkat istirahatnya karena masih disibukkan oleh air hujan yang makin lama makin deras dan mulai memasuki area tenda.

Ada Mahluk Aneh?

Dalam dinginnya malam kami dikagetkan oleh tingkah laku seorang teman yang tiba-tiba bangun dan mengibaskan bahunya ke kiri dan kekanan sambil bilang ada mahluk, ada mahluk.
Kami semua terbangun dan mendengarkan cerita ikhwan tersebut. Menurut beliau, ada seekor mahluk yang beliau nggak yakin jenis mahluk apa, tiba-tiba menclok di pundaknya dan mengendus-endus telinganya. Ketika ia terbangun dia lihat bayangan mahluk tersebut lebih besar dari tikus dan lebih kecil dari seekor anjing. Warnanya hitam dan sepertinya makan sambil mengerat karena sempat mengerat jaket di pundaknya.

Allahu alam jenis mahluk apa itu, namun yang jelas esok paginya beberapa makanan yang sempat ditaruh di pinggir tenda hilang pagi harinya .......

Mengarungi Arus Sungai

Esok paginya setelah sholat subuh dan membaca al ma'tsurat bersama-sama, kami bersiap-siap melanjutkan perjalanan. Segera komandan memerintahkan untuk berkemas-kemas, membersihkan badan dan berganti baju dengan pakaian basah sebelumnya, menyimpan seluruh peerbekalan dalam kantong plastik dan mengikatnya dengan erat karena kita akan melanjutkan perjalanan melalui sungai.

Tempat kemah sudah bersih, semua telah siap dengan perlengkapan masing-masing. Tepat jam 8 perjalanan dilanjutkan kembali. Sebelumnya masing-masing orang melakukan push up dan kembali diberikan taujih oleh komandan tentang peraturan perjalan kali ini. Aturan yang ditetapkan misalnya makan dan minum harus bersama-sama dan sesuai instruksi komandan.

Kemudian satu pesartu tim melemparkan tasnya ke tengah sungai untuk menguji apakah bisa terapung atau tidak. Lalu orangnya terjun ke tengah menggunakan tas tersebut sebagai pelampung. Setelah semua melempar tas dan semuanya sudah masuk ke dalam sungai, perjalanan dilanjutkan melalui sungai dan melawan arus. Ketinggian air 1-2 meter dan arusnya lumayan deras. Semuanya berjalan menyusuri sungai dan hanya berpegangan pada tumbuh-tumbuhan di sekitar sungai. Arus yang deras dan bebatuan licin di dasar sungai menambah beratnya perjalan ini.

Kurang lebih 45 menit menyusuri sungai terasa begitu menguras tenaga, satu dua orang nampak berusaha kuat melawan arus dan beberapa kali terseret kembali ke tengah sungai. Kadang harus melompati pohon yang melintang di depan, kadang juga harus menyelam melewati pohon serupa dan berbagai rintangan lainnya. Namun syukurlah semua berhasil melalui rute pertama ini.

Tantangan berikutnya adalah menyeberang dengan tali melalui sungai dengan kedalaman 2-3 meter. Jarak penyeberangan sekitar 10 meter. Dan alhamdulillah rintangan ini juga berhasil dilalui oleh seluruh tim dengan baik. Semua masih lengkap dengan seluruh perlengkapan masing-masing.

Mounteneering


Pelajaran berikutnya adalah membaca peta dan menggunakan kompas. Instruktur memberikan pelajaran singkat tentang pemakaian kompas dan membaca peta kontur. Setelah itu tim disilakan melanjutkan perjalanan dengan modal kompas dan peta tersebut. Kembali perjalanan penjang menempuh medan yang menantang harus dilalui tim ekspedisi ini.

Mendaki bukit dan menuruni lembah menjadi perjalanan berikutnya. Lebih dari 2 jam tim ini harus mengeluarkan tenaga ekstra untuk mencari tute keluar dan tidak lupa petugas pemberi tanda memasang tanda-tanda yang telah disipakan. Hujan masih turun meski tidak begitu deras dan dengan demikian jalanan yang harus dilalui juga menjadi licin ditambah lagi beban yang menjadi lebih berat akibat tas dan pakaian yang menjadi basah kuyup. Sampai akhirnya tim ini memenukan rute yang umum dipakai dan sudah tersedia tanda-tanda perjalanan sehingga kita tinggal mengikuti arah yang sudah ada.

Selepas dhuhur tim ini sampai dipuncak sebuah bukit yang terbuka dan sudah nampak pemandangan di sekitar simpang dam, gedung-gedung pabrik batamindo dan dam muka kuning sudah terhampar di hadapan. Komandan mengijinkan untuk membuka perbekalan dan minum dan makan makanan yang masih ada.

Setelah istirahat beberapa lama dan tenaga sudah cukup pulih, maka perjalanan dilanjutkan menyusuri hamparan bukit dan sawah. Bahkan tim juga harus menuruni tebing berbatu cadas yang sangat licin. Kehati-hatian dan perhitungan yang matang ditunutut untuk dapat menuruni tebing ini. Hingga semua selesai menuruni bukit dan sempat berfoto sejenak dengan background kawasan BIP tim melanjutkan perjalanan menuju sebuah danau kecil Disanalah kami menunaikan sholat Dzuhur berjamaah. Senangnya hati tertumpahkan dalam rasa syukur telah diberikan jalan keluar dari lebatnya hutan belantara.
Segarnya air danau diwajah ini, menyatu dalam nuansa karunia dan nikmat Allah yang memberikan pengalaman berharga dalam perjalanan kali ini.

Makan di Salero Basamo ...

Dan menutup perjalanan kali ini setelah menyusuri pinggiran dam muka kuning, tim memasuki kawasan pemukiman simpang dam. Saat itulah muncul ide untuk istirahat dan makan siang bersama di warung padang ... Nikmati pedasnya sambal setelah 2 hari kedinginan di dalam hutan, subhanallah ....

Akhirnya hikmah dan pelajaran sangat berharga mengiringi perjalan ini, syukur dan puji pada Yang Kuasa hanya bisa kami pnajtakan betapa luas dan besarnya kekuasaan Allah. Sampai bertemu pada ekspedisi berikutnya.
(sei ladi, februari 2003)

Tidak ada komentar: