Jumat, 14 September 2007

Pulsa Gratis 3 Detik (Kenangan Bersama PMI)

Mereka ada 10 orang. Enam orang cowok dan 4 cewek dan berasalah dari tempat yang berbeda-beda. Ada yang dari Jawa dan ada yang dari Sumatera. Sekolahnya pun berbeda-beda, ada yang dari STM ada yang dari D3 dan ada yang S1. Entah mengapa mereka mendapat tempat magang di Batam. Dijadwalkan mereka selama setahun akan magang di perusahaan telekomunikasi ini. Istilahnya Program Magang Indosat (PMI).

Aku cukup akrab dengan mereka. Beberapa kali kami makan bakso bersama di warung bakso Pak Dhe, Tiban BTN. Aku menyebut mereka anak kost, walaupun mereka tinggal di asrama tapi kehidupan mereka layaknya anak kost.

Salah seorang dintaranya bernama Rofi, pemuda ganteng yang supel dan cerdas. Ia magang di bagian pemasaran. Ia sering menyampaikan presentasi tentang program pemasaran di hadapan para eksekutif. Cara bicaranya lugas dan menunjukkan jiwa inteleknya. Aku sangat terkesan dengan kemampuannya mengolah data dan memaparkan dalam sebuah presentasi.

Seorang lagi yang cukup akrab denganku, asli Purwokerto. Sebut saja Joko. Hobinya membaca komik dan suka mendengarkan cerita. Yang lebih kecil anak-anak STM itu sikapnya lebih menunjukkan keremajaannya.

Masih terkenang suatu hari, saat bulan Ramadhan. Kami mengadakan buka puasa bersama di sebuah panti asuhan. Sepulang dari acara kami semua naik 1 mobil, lalu kami tarawih bersama di mushola kantor. Selesai tarawih kami semua jalan-jalan ke nagoya untuk makan tahu tek bersama-sama.

Ada yang malu-malu. Ada yang cuek. Ada yang pura-pura diam, ada yang langsung embat. Yah, namanya juga anak kost.

Ada kebiasaan menarik yang mereka lakukan. Karena waktu itu masih ada promosi gratis bicara 3 detik pertama untuk pemakaian kartu pra bayar, maka mereka memanfaatkan fasilitas tersebut dengan baik. Kalau melakukan percakapan telepon mereka atur sedemikian rupa hingga tidak sampai 3 detik bicara. Jadi setiap satu atau 2 kata langsung ditutup dan lawan bicaranya juga menjawab dengan singkat langsung ditutup. Persis seperti menggunakan handytalky.

Irfan : "lagi dimana?"
Ving : "simpang jam"
Irfan : "Mau kemana?"
Ving : "sekupang"
Irfan : "Sama siapa"
Ving : "Mbak Rina"

begitu seterusnya, jadi pulsa mereka tidak terpotong, karena percakapnnya tidak sampai 3 detik.

Pada kesempatan lain ketika Rina dan Rofi janjian,
Rina : "dah dimana?"
Rofi : "Batam centre"
Rina : "Belah mana?"
Rofi : "Barata"
Rina : "aku kesana"
Rofi : "sama siapa?"
Rina : "Joko"
Rofi : "tak tunggu"

Wah jadi rusak deh teknologi. Seharusnya GSM didisain untuk pembicaraan 2 arah, tapi digunakan untuk satu arah, tidak sesuai dengan rancangan awalnya. Aku yang paling sering meledek mereka dengan istilah merusak teknologi. Namanya juga anak kost.

Acara yang paling mereka sukai adalah ditraktir. Dan sebagai orang yang dekat dengan mereka, aku sering ditodong untuk mentraktir mereka bakso, mie ayam atau apa saja. Karena kantong pas-pasan, aku mentraktir mereka secara bergilir. Kadang 2 orang, 3 orang secara bergantian. Sehingga dalam 2 bulan masing-masing pernah sekali aku ajak makan bersama.

Yang paling kasihan adalah Arif, karena dia yang paling muda. Di tempat kerja ia hanya mendapat tugas sederhana: membeli gorengan. Biasanya teman-teman karyawan mengumpulkan uang 1000 atau 2000an lalu mengumpulkannya dalam sebuah kotak. Setiap hari yang dibutuhkan kami biasa membeli makanan kecil, misalnya gorengan. Dan Arif selalu kebagian jatah untuk pergi membelinya. Namanya juga anak kost.

Sekarang mereka semua telah bekerja. Ada yang menjadi karyawan, pengusaha, guru, dosen, ibu rumah tangga dan kepala kantor. Kenangan bersama ini takkan pernah terlupa.()

to All PMI Batam : gimana kabarnya?

2 komentar:

Pinkina mengatakan...

jenenge mas Rozi kr mas Alvin disamarkan, kok aku ora disamarkan :(

Revisi :
yang bener 16 orang, bukan 10 orang.
10 STM, 6 D3/S1 gitu lho Pak

Anonim mengatakan...

@pinkina : ben tambah terkenal to vink :D